Skip to main content

Pesta Panen Raya Padi di Desa Kuo, Bupati Mateng H. Aras Tammauni Mengucapkan Terima kasih Kepada Petani


 Panen Raya Desa Kuo Mewujudkan Swasembada Pangan Nasional

Info Manakarra - Saat ini sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mempengaruhi  dan berperan penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan sektor pertanian menjadi sesuatu yang penting dan strategis. Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional. Belajar dari pengalaman masa lalu dan kondisi yang dihadapi saat ini, sudah selayaknya sektor pertanian menjadi sektor unggulan dalam menyusun strategi pembangunan nasional.

Swasembada dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi segala kebutuhan. Pengan adalah bahan-bahan makanan yang didalamnya terdapat hasil pertanian,perkebunan dan lain-lain. Jadi swasembada pangan adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bahan makanan sendiri tanpa perlu mendatangkan dari pihak luar.

Desa Kuo merupakan salah satu Desa yang sebagian besar penduduknya mengelola lahan pertanian. Desa Kuo secara administrasi termasuk dalam wilayah Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. 

Tidak heran jika Desa Kuo dipilih menjadi Tempat digelarnya Pesta Panen Raya, Pasalnya Luas Persawahan 1,322 Ha. Luas keseluruhan Desa Kuo adalah 2.500 Ha. Sekitar 59 % Luas desa Kuo adalah Persawahan. (Data Monografi desa Kuo 2015)

Pada pukul 11.30 Wita (Selasa, 6 Maret 2019) Bupati Mamuju tengah H Aras Tammauni membuka Pesta Panen Raya Padi dan sekaligus tatanan acara pada kegiatan tersebut. Pesta Panen ini ditujukan untuk mendukung Swasembada Pangan Nasional.

Pesta Panen Raya ini dihadiri pula oleh DRS H Amin Jasa (Wakil Bupati Mateng), H. Sukardi M Nur (Anggota DPRD Provinsi), H Arsal Aras ( Ketua DPRD Kab. Mateng), Akbv Rifai Arvan S. lk. MH (Kapolres Mamuju), Letkol Inf Jamet Nijo S. Sos (Dandim 1418/Mamuju), Mayor Inf Sahabuddin (Pabung TNI Kodim 1418 Mamuju), Kapten Inf Muhtar (Danramil Budong-budong), Para Staf Ahli Bupati dan Asisten, Ka. OPD Lingkup Pemkab Mateng, Kapolsubsektor Pangale, Abdul Muin (Camat Pangale),  dan Riaman (Ka. Desa Kuo).
Dan Juga dihadiri oleh Sekitar 1000 Masyarakat Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar.

Dalam Lanjutan sambutannya, Bupati Mateng menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat petani padi.

“Saya bisa katakan Kec Pangale ini dapat dikategorikan sebagai lumbung Padi, khususnya di Kab Mateng. Tentunya kepada dinas pertanian kerjasama yg kita laksanakan selama ini antara TNI perlu kita tingkatkan lagi kedepannya, Dimana masyarakat Kab Mateng 80 persen bertani, untuk bantuan yang diberikan oleh Menteri Pertanian sangat bermanfaat bagi para petani kita, karna dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan fungsinya oleh masyarakat" Ucapnya.

"Kita akan mengembangkan pertanian kita, sehingga para petani kita dapat meningkatkan inkan perkapitanya melalui dengan pertanian, begitupun dengan alat pertanian maupun infrastruktur, kita akan melakukan pembenahan,” tegas H. Aras Tamauni.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Lebih Dekat Rumah Adat Lempo Gandeng yang ada di Mamuju Tengah

Info Manakarra - Mamuju Tengah merupakan pemekaran dari Kabupaten Mamuju. Mamuju di masa lalu adalah salah satu kerajaan di Mandar/Sulawesi Barat yang bersatu dalam suatu organisasi ketatanegaraan berbentuk federasi yang dinamakan “Pitu Babana Binanga”, kerajaan yang terdapat di muara ini adalah Kerajaan Balanipa, Kerajaan Binuang, Kerajaan Banggae, Kerajaan Sendana, Kerajaan Pamboang, Kerajaan Tappalang, dan Kerajaan Mamuju. Dari kerajaan Mamuju dihadiri oleh raja Mamuju bernama Tamejammeng. Dari keturunan Bangsawan yang diberi gelar Maradika. Mamuju Tengah resmi berdiri sebagai sebuah Daerah Otonomi Baru (DOB) dengan dikeluarkannya undang-undang Nomor 4 Tahun 2013. Rumah Adat Lempo Gandeng Merupakan Rumah Adat " Masyarakat Adat Budong-Budong" Dari Nama Lempo Gandeng (Bahasa Budong-Budong) Yang Berarti Rumah Bergandengan, dapat dilihat dari sejarah masyarakat adat Budong-Budong Itu sendiri Yang meliputi Tangkou, Topoyo Dan Tobadak. Dari Bentuk Rumah Adat ini memil...

Tahukah Kamu Makna dan Filosofi dari Lambang Manakarra? Selengkapnya.....

• NAMA LAMBANG Kabupaten Mamuju mempunyai lambang daerah yang disebut "MANAKARRA ", Mana = Pusaka dan Karra = Sakti, yang berarti " Pusaka yang sakti ". • BENTUK LAMBANG Bentuk lambang daerah Mamuju berupa - enam perisai, melambangkan ketangkasan dan sifat kepahlawanan. • LUKISAN DASAR  1. Enam buah tali berpilin membatasi bidang - melambangkan persatuan yang kokoh bagi enam buah kecamatan daerah Kabupaten Mamuju ( sekarang pemekaran daerah menjadi 15 kecamatan). 2. Enam mata rantai - melambangkan ikatan yang kokoh, kuat bagi suku-suku bangsa yang bersabar mendiami daerah Mamuju. 3. Bintang ini melambangkan bahwa penduduk daerah ini senantiasa menjunjung tinggi Ketuhanan yang Maha Esa. • LUKISAN INTI 1. Setangkai butir padi yang berbiji empat puluh lima dan setangkai kapas yang berbiji delapan, melambangkan cita kemakmuran berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945. 2. Pita merah putih yang diatasnya dibalik aksara Manakarra, menggambarkan bahwa daerah M...

Sejarah Singkat Ahmad Kirang, yang Namanya di Abadikan dibeberapa Tempat di Kota Mamuju

Info Manakarra - Nama Ahmad Kirang memang sudah tak asing lagi bagi masyarakat Kota Mamuju dan sekitarnya. Bahkan masyarakat perantau yang tinggal di Kota Mamuju sering membaca atau mendengar nama tersebut. Ahmad Kirang Adalah Pahlawan yang berasal dari Kota Mamuju dan kini namanya diabadikan sebagai jalan ahamd kirang, lapangan ahmad kirang, dan monumen patung ahmad kirang. Yang semuanya di abadikan dan berada di pusat kota mamuju. Tak banyak masyarakat yang paham dan mengetahui sejarah riwayat hidup sosok ahmad kirang. Beliau adalah salahsatu putra terbaik bangsa,  yang berasal dari mamuju sulbar, salah satu pahlawan yang gugur sebagai kusuma bangsa. Lettu Ahmad Kirang,  capa kopassus yang gugur dalam penyerangan pembebasan sandera pesawat  garuda DC 9 Woyla di bandara internasional Don Muang, Bangkok. Saat pembebasan sandera tanggal 31 maret 1981. Beliau gugur terkena tembakan di perutnya saat mendobrak pintu pesawat Woyla, setelah beberapa hari di rawat...